|
Membentuk karakter yang baik pada anak |
Setiap orangtua pasti
menginginkan anak-anaknya memiliki kelebihan dan kualitas yang terbaik yang
bisa dibanggakan dan bermanfaat untuk orang banyak yaitu anak-anak yang pintar,
cerdas, berperilaku baik, sopan dan santun.
Karakter adalah suatu perilaku,
tindakan atau kebiasaan yang dimiliki dan dilakukan oleh seseorang. Bagaimana
dengan karakter anak? Apakah karakter mereka berasal dari alam? Dari dalam
mereka sendiri atau dari orangtua yang diturunkan kepada anak?
Karakter anak bisa dibentuk sejak
usia dini, jika anak dibiarkan bersama alam maka karakternya akan mengikuti
alam tersebut, Anak juga bisa membentuk karakter
dirinya sendiri namun cara ini bisa membuat mereka keliru dalam membentuk
karakter mereka karena tidak ada bimbingan dan arahan yang baik dari dalam dan
dari luar mereka dan hal ini sama dengan karakter dari alam.
Sebahagian besar karakter anak
bisa terbentuk karena orangtua karena orangtua adalah orang yang pertama kali
mempengaruhi keadaan anak sehingga membuat kepribadian sang anak mengikuti
pola dan tingkah laku orangtua.
Jangan Menilai Anak Seperti Buah
Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya, tentu orangtua tidak menginginkan anak-anak
mereka memiliki perilaku dan kebiasaan yang jelek yang ada pada dirinya. Semua
orangtua pasti menginginkan anak-anak dengan kepribadian yang baik.
Berikut beberapa tips bagaimana
membentuk karakter anak yang baik dan berkualitas:
1.
Bersikap Konsisten
Ketika anda menjadi orang tua dan anak cenderung
melihat apa yang anda lakukan, pembangunan karakter bisa dimulai dari sikap
konsisten yang anda tunjukkan dan lakukan. Dimana anak akan melakukan apa yang
anda perintahkan, seperti jangan memakan benda asing, jangan duduk sembarangan,
atau jangan membuang mainan sembarangan.
Namun ada hal yang akan
mengganjal mereka dimana anda tidak konsisten dalam mendidik atau memberikan
nasihat dan patahan. Misalnya karena anda malas anda juga membuang sebuah
bantal sembarangan dan mereka melihat, maka pendidikan karakter anda akan
gagal.
Atau misalnya anda tidak memarahi
mereka akan hal yang salah, namun besoknya anda kembali memarahinya. Hal
seperti ini membuat anak bingung dan justru mengganggu konsep dan pola pikir
diri mereka akan hal yang salah dan benar.
2. Pendidikan Keagamaan
|
Karakter patuh & shaleh |
Dimanapun anda berada dan apapun
agama yang dianut, didiklah anak supaya takut kepada Tuhan, bagaimana anda
beribadah dan memiliki keyakinan harus ditanamkan dari kecil. Mengajak mereka
pergi ke Masjid, gereja dan lainnya.
Lalu mengajak mereka mengaji
bersama anak-anak lain. Meskipun mereka belum mengerti hakikat utamanya.
Setidaknya mereka sudah ditanamkan sifat takut akan Tuhan sejak awal.
Semakin dini anda menanamkan hal
ini pada seorang anak maka akan semakin kuat iman mereka, terutama ketika
mereka sudah mengalami pubertas nantinya.
3. Input yang Diterima
Kebiasaan merupakan hal yang
paling dianggap sepele padahal penting dan juga riskan, dimana anda harus tahu
bahwa anak yang sudah dididik sejak kecil dengan kebiasaan yang baik, ketika
besar mereka akan terbiasa dengan pendidikan tersebut. Jika memang mereka menyimpang
dan melakukan perilaku abnormal, biasanya alam bawah sadar atau psikologis mereka merasa ada yang salah dan tidak
sesuai.
Maka, pada akhirnya, mereka akan
kembali ke kebiasaan mereka, inilah yang menjadi kunci para orang tua untuk
menerapan kebiasaan sejak dini ke jalur yang baik.
Misalnya dengan makan menggunakan
tangan kanan, berbicara sopan dan perlahan, serta duduk dengan teratur. Hal
kecil seperti ini akan mempengaruhi tata krama mereka ketika besar.
4. Anak adalah Peniru yang
Baik
Hal yang harus diperhatikan
sebelum menerapkan Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini, adalah memahami anak
adalah seorang ahli peniru. Ketika anda mendidik karakter anak sejak dini,
secara tidak langsung anda mengintrospeksi sikap dan perilaku anda kembali.
Karena anak-anak sangat mudah belajar dan juga meniru. Apa yang mereka lihat
maka akan ditiru tanpa tahu baik atau buruk.
Untuk orang tua penting
memberikan media yang tepat pada anak-anak, apa yang mereka tonton, bagaimana
lingkungan sekolah dan rumahnya. Bisa menjadi cara yang tepat untuk membentuk
karakter yang memang benar sejak awal.
|
Karakter Meniru |
Apabila sang anak memiliki kakak,
sang kakak juga perlu mencontohkan yang baik terhadap adiknya. karena adik
cenderung lebih mengikuti apa yang telah dilakukan sang kakak. Hal ini
dikarenakan pemikiran mereka bahwa sang kakak telah diberi ajaran terlebih
dahulu oleh orang tua sehingga apa yang dilakukan sang kakak dianggap benar.
5. Tidak Memanjakan Anak
Siapa orang tua yang tidak
memanjakan anak ? bagi mereka anak adalah harta yang berharga dan apapun yang
mereka inginkan dan membuatnya bahagia bisa membuat anda bahagia. Salahnya
teori ini berdampak pada sikap dan sifat anak-anak baik ketika masih kecil
maupun sudah beranjak remaja hingga dewasa.
Mereka yang hanya tahu merengek
dan terkabul keinginannya akan menjadi karakter yang lemah, cepat putus asa,
dan memiliki ego yang besar. Cobalah untuk memikirkan jangka panjang akan sikap
dan sifat mereka, jangan selalu biasakan untuk memberikan mainan atau apa yang
mereka inginkan.
Sedih memang sejak awal melihat
mereka menangis, namun anda akan tahu bahwa itu baik untuk anak-anak dalam hal
membentuk karakter.
6. Lakukan Hal Kecil
Tahukah anda bahwa hal kecil bagi
anda belum tentu kecil bagi mereka. Layaknya terbiasa mengatakan hallo, terima
kasih dan maaf merupakan cara sederhana untuk membentuk karakter sejak dini.
Mereka akan terbisa untuk menggunakan komunikasi ke sesama manusia dengan cara
yang benar.
Bukan seenaknya saja dan jika
anda membiarkan maka mereka menganggap anda memperbolehkannya. Keras bukan
berarti galak dan lembut bukan berarti lemah. Seperti yang diberitahukan di
atas bahwa anak adalah peniru yang ulung.
Oleh karena itu, pembiasaan
melakukan hal kecil sejak dini akan berdampak kepada anak dalam kurun waktu yang
lama hingga ia beranjak remaja.
7. Berbagi itu Penting
|
Sikap saling berbagi |
Apakah anda merasa bahwa dengan
alasan mereka masih anak-anak anda melalaikan tugas untuk membentuk karakter
yang satu ini ? jawabannya adalah salah. Dimana anak-anak yang dibiasakan untuk
tidak berbagi dan meminta pengalahan dari teman yang lain membuat mereka
menjadi pribadi yang pelit dan tidak menghargai orang lain. Dampaknya ? tentu
saja kehidupan dewasa mereka yang akan berisi dengan karakter negatif.
Kemudian, efek samping dari tidak
diterapkannya bagaimana berbagi kepada orang lain adalah anak tersebut akan
tumbuh menjadi mudah meremehkan orang lain, menganggap orang lain tidak selevel
dengannya, bahkan mungkin bisa menjadi anti sosial. Akibatnya, bisa jadi anak
tersebut dikucilkan oleh lingkungannya.
8. Nyatakan Salah Jika Memang
Salah
Apa anda tahu bahwa dengan
membela anak yang salah anda telah sengaja membuat anak menjadi seseorang yang
pengecut ? apa anda mau ketika besar nanti akan banyak orang yang mengatakan
bahwa anak anda adalah seorang “losser”. Tentu saja tidak, anda pasti merasa
sedih jika mendengar orang lain berkata buruk akan anak anda.
Namun ketika mereka salah dan
anda membelanya mati-matian hal tersebut pun salah. Bagaimana anda ingin
membentuk karakter dengan baik, jika anda membenarkan hal yang salah. Untuk itu
jika anda masih melakukannya stop sekarang juga. Hal ini apabila dibiarkan,
akan memberikan efek negatif pada anak yang cenderung membenarkan sesuatu yang
salah bahkan setelah ia mulai bersosialisasi di masyarakat.
9. Berkelanjutan
Anak anda sudah tidak lagi dini ?
atau anda merasa bahwa ia sudah cukup mengerti apa yang anda ajarkan. Lantas
anda berhenti begitu saja mendidik dan menanamkan karakter pada mereka ?
jawabannya tentu saja salah. Dimana mendidik anak-anak haruslah berkelanjutan
hingga mereka dewasa.
Mereka sudah mengerti akan salah
dan benar saja, pengawasan anda sebagai orang tua tidak pernah boleh lepas.
Hingga mereka menikah dan bertanggung jawab akan hidupnya sendiri. Apalagi jika
anak anda masih tergolong anak usia dini.
Ketika anda memutuskan untuk
menjadi orang tua, maka jalankan tanggung jawab tersebut dan jangan biarkan
anak anda lepas dari pengawasan. Mereka akan menjadi karakter yang terbentuk
secara tidak sempurna, mereka bisa menjadi fobia sosial, ambivert dan hal
lainnya yang dianggap bermasalah secara psikologis karena pendidikan karakter
yang tanggung.
10. Tanamkan Pada Semua Anak
sikap saling membantu dan kerjasama
Problem ini biasa muncul pada
orang tua yang memiliki anak lebih dari dua. Dimana anda harus mengawasi anak
yang berbeda sifat dan karakter namun harus bisa mendidik mereka semua. Hal ini
bisa anda kerjakan sama-sama dengan pasangan anda. Tak jarang pendidikan
karakter melibatkan anak yang lebih dewasa untuk mengajarkan adiknya. Hal ini
terjadi agar semua anak terbentuk karakternya secara merata, meskipun tingkat
tantangannya berbeda.
Misalnya anak sulung yang
pendiam, anak kedua yang kritis dan anak ketiga yang tidak suka dikekang.
Terlepas dari seperti apa mereka, ketika mereka melihat peraturan dan
pembentukan karakter yang direalisasikan sama ke semua anak. Maka mereka akan
paham dan terbiasa akan cara baru anda mendidik mereka.
|
Sikap saling membantu |
|
Sikap saling kerjasama |