Memiliki anak yang sehat, cerdas, mandiri, serta kreatif yang kelak menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh merupakan dambaan setiap orang tua. Sehat fisik dan mental menjadi pondasi penting agar setiap individu dapat menjalani kehidupan secara optimal dan berkualitas. Hal tersebut tidak terlepas juga dari pola makan yang sehat demi mewujudkan impian tersebut. Seperti yang telah kita ketahui pada artikel sebelum nya berbicara masalah pola makan yaitu aspek yang mencakupi perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan yang meliputi sikap dan pemilihan makanan yang bersumber energi. Sebagai contoh adalah pola makan nasi sebagai makanan utama, kemudian ada juga pola makan roti ataupun pola makan lainnya yang lebih spesifik.
Menu sehat harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan dari segi kuantitas harus memenuhi kebutuhan dan proporsinya harus seimbang yaitu karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, protein 10-15%. Oleh karena itu untuk mengubah langsung pola makan tidak begitu mudah seperti yang sudah kita bahas pada artikel sebelumnya harus secara bertahapan, kita dapat memulai dari hal hal yang kecil yang praktis, misalnya :
- Usahakan selalu sarapan pagi dirumah
- Hindari atu kurangi frekuensi mengkonsumsi makanan yang terlalu manis, asin dan berminyak
- Tidak menyertakan makanan yang bersantan kental dengan makanan yang digoreng kering
- Hindari makanan ngemil makanan ringan tinggi kalori seperti keripik dalam jumlah banyak
- Jika Anda konsumsi makanan olahan, biasakan untuk membaca komposisi zat gizi dan perbandingannya dengan kebutuhan perhari Recommended Dietary Allowance (RDA) sehingga kita dapat memperkirakan asupan zat gizi tersebut sesuai dengqn kebutuhan tubuh. dll
Sebenarnya makanan jajan tidak berarti jelek dan tidak boleh dikonsumsi, akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah pemilihan makanan secara bijaksana. Dampak baik dari perilaku jajan adalah pengenalan macam-macam makanan dan bisa menumbuhkan kebiasaan penganekaragaman makanan. Walau demikian orang tua perlu sangat mewaspadai , karena dari hasil penelitian BPOM ( Badan Pengawasan Obat dan Makanan ) yang dilakukan terhadap 9.565 sampel jajanan sekolah, ternyata 80 persen dari semua jajanan yang diteliti mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan seperti formalin boraks, natrium siklamat, rhodamin B dan sakarin.
Bahan bahan tersebut sebenarnya tidak boleh dicampurkan dengan makanan, seperti formalin biasanya dipakai untuk mengawet mayat, anti septik dan penghilang bau. Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, pengontlol kecoa, bahan pembersih. sementara rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna pada kertas dan tekstil. Lalu apa akibatnya jika zat-zat tersebut dicampur dengan makanan? Yaitu akan menggakibat anak rentan terhadap penyakit dan akan berefek juga pada pertumbuhan badan dan otaknya juga cenderung lambat.
Nah itulah artikel tentang menciptakan pola makan yang sehat bagi anak, semoga dengan membaca artikel tersebut kiranya dapat membantu dalam mencapainya keberhasilan generasi bangsa bagi anak-anak dan menjadikan anak yang sehat, cerdas dan kreatif. Sekian & Terimakasih